Jumat, 19 Juli 2013

Meraba Gunung Anak Krakatau



Tidak pernah terbayangkan sebelumnya pada akhirnya saya bisa menginjakkan di salah satu gunung legendaris di Indonesia. Setelah bertahun-tahun memendam hasrat untuk bisa sampai kesana akhirnya saya kesampaian juga  menginjakkan kaki ke Gunung Anak Krakatau. Rencana ini bermula dari ajakan teman sekantor yang mendapatkan informasi penawaran melakukan gathering ke Gunung Anak Krakatau. Tanpa perlu pikir panjang saya menerima ajakan itu. Bersama 3 teman kantor yang lain, kami pun berangkat ke Krakatau. Ini pertama kalinya saya ikut trip bersama anggota komunitas backpacker, karena selama ini saya hanya melakukan traveling  tanpa event organizer. 

Pulau Sebesi
Untuk menuju ke kawasan Krakatau ini sebenarnya ada 2 cara yang bisa ditempuh, kita bisa menuju ke Lampung terlebih dahulu  dengan menggunakan Kapal ferry kemudian menuju dermaga yang terdekat dengan Krakatau, atau kita bisa langsung menuju Krakatau dari pantai carita banten. Ternyata EO ini memilih untuk melakukan perjalanan ke lampung terlebih dahulu. Perjalanan dimulai di Jumat malam selepas pulang kantor. Menurut jadwal yang ditetapkan oleh pihak EO, rombongan harus sudah sampai di pelabuhan merak paling lambat pukul 1 dini hari. Untuk menuju Pelabuhan Merak kita naik dari pintu tol kebon jeruk, di lokasi ini memang banyak bis-bis yang ngetem ke tujuan tertentu. Untuk menuju Pelabuhan Merak pada umumnya banyak bus yang bisa digunakan. Bus dari Kalideres, Bekasi, Pulogadung, dan Kampung Rambutan selalu ada hampir 24 jam. Bus dari Kampung Rambutan atau Bekasi selalu melewati daerah Slipi dan Kebon Jeruk.Ternyata bus yang kita tumpangi penuh sesak, karena memang di akhir pekan khususnya malam sabtu  banyak warga yang pulang menuju rumahnya yang terletak di pinggiran kota Jakarta. Ongkosnya sekitar 20 ribu untuk Bus AC, jarak yang ditempuh sekitar 3 jam menuju Pelabuhan Merak. Setelah sampai di pelabuhan merak kami bertemu teman 1 rombongan yang sama-sama akan menuju ke Krakatau, kami pun berkenalan satu sama lain. Setelah semua anggota rombongan berkumpul, kami pun menaiki kapal ferry menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung. Perjalanan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni memakan waktu sekitar 2-3 jam. Suasana di atas kapal cukup ramai. Karena belum sempat memejamkan mata sejak berangkat dari kebon jeruk kami memutuskan untuk masuk ke ruangan bisnis. Untuk masuk ruangan bisnis ini kita harus menambah biaya masuk sebesar 5000 rupiah. Di ruangan bisnis yang cukup nyaman karena dilengkapi AC, kursi-kursi penumpang sudah terisi penuh. Saya memutuskan untuk merebahkan diri di lantai, kondisi lantai memang cukup bersih sehingga saya tidak segan untuk merebahkan badan untuk sejenak tidur. Setelah mengarungi lautan selama kurang lebih 3 jam kami sampai di Pelabuhan Bakauheni. Dari Pelabuhan bakauheni kita harus melanjutkan perjalanan darat untuk menuju dermaga canti. Untuk menuju ke dermaga canti kita menggunakan angkot berwarna kuning yang memang sudah disiapkan oleh pihak EO. Perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni Lampung ke Dermaga canti sekitar satu setengah jam. 

Bersiap Naik Kapal
Sesampainya di dermaga canti kita langsung disambut deretan perahu-perahu motor yang bersiap mengantar menuju Krakatau. Bentuk perahu motor yang melayani rute Krakatau ini tidak jauh berbeda dengan kapal yang melayani rute Muara Angke-Pulau Tidung, hanya saja ukurannya lebih kecil. Tujuan pertama dari perjalanan ini adalah menuju pulau sebuku kecil. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan luar biasa. Dari jauh terlihat deretan gugusan pulau krakatau yang berjejer indah. Sebagian besar penumpang kapal duduk di atap kapal untuk menikmati pemandangan alam sekitar. Lajunya kapal motor yang kami naiki memang agak lambat, setelah 1 jam perjalanan kita sampai di pulau sebuku kecil. Di pulau ini kita bisa bermain-main air dan berfoto ria. 

Pulau Sebuku Kecil

Pantai di pulau ini sungguh cantik, perpaduan pasir putih dan air laut yang berwarna hijau tosca. Setelah setengah jam berada disini perjalanan dilanjutkan untuk snorkeling tidak jauh dari pantai sebuku kecil. Setelah snorkeling barulah kita menuju Pulau Sebesi. Di pulau inilah tempat rombongan menginap. Rombongan menginap di salah satu rumah warga yang memang sengaja disewakan apabila ada wisatawan yang menuju ke pulau sebesi. Fasilitas di Pulau ini boleh dibilang cukup terbatas. Di perkampungan warga kita hanya menemukan 2 warung. Sinyal operator seluler sangat sulit didapat. Selain itu listrik hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam 12 malam yang dipasok dari PLN dengan menggunakan 2 buah generator diesel. Tetapi minimnya fasilitas itu tidak mengurangi semangat berpetualangan para awak rombongan.

Di Atas Kapal
Setelah istirahat dan makan siang awak rombongan kembali diajak untuk snorkeling lagi dengan lokasi yang berbeda. Saya yang merasa badan agak sedikit capek karena snorkling di pagi hari memilih tidak ikut “nyemplung” dan hanya bersantai ria di atas kapal. Setelah puas bersnorkling , kita kembali mengarungi lautan untuk menuju sebuah pulau kecil bernama pulau umang-umang. Kami pun akhirnya mandi-mandi lagi di pantai pulau umang-umang. Setelah sore hari kami pun kembali menuju penginapan di Pulau Sebuku untuk istirahat dan makan malam. Ketika malam hari kami diberitahu bahwa ternyata kita harus berangkat menuju anak Krakatau lebih pagi yaitu jam setengah 4 pagi. Saya pun memutuskan untuk cepat-cepat tidur agar bisa bangun tepat waktu. Pada dini hari jam 3 ternyata hamper semua awak rombongan sudah pada bersiap untuk menyambut sunrise di anak Krakatau. Kita pun bersama-sama menaiki perahu untuk sampai ke gunung anak Krakatau. Perjalanan dari Pulau Sebesi ke Anak Krakatau memakan waktu cukup lama yaitu sekitar 2 jam. Makin mendekati Anak Krakatau, gelombang laut pun makin tinggi dan ganas. Akhirnya setelah perjalanan yang menegangkan sampailah kita ke pulau anak Krakatau.

Menuruni Gunung
Amazing!!!
Bersama-sama kita trekking hingga ke puncak Krakatau dengan didampingi oleh seorang pemandu. Pemandangan sungguh-sungguh spektakuler. Awal perjalanan kita disambut lebatnya hutan tropis hingga akhirnya pemandangan berubah menjadi lautan pasir indah dan bebatuan vulkanik. Pada tahap inilah pendakian mulai curam. Disini kita harus mulai berhati-hati dalam mendakinya. Kami mendaki hanya sampai bibir kawah bekas letusan dan tidak bisa mencapai ke atas lagi karena puncak anak Krakatau masih aktif dan berpotensi membahayakan. Pemandangan di atas sangat spektakuler. Dari atas kita bisa melihat dengan jelas Gunung Rakata yang merupakan bekas induk dari gunung anak Krakatau. Setelah berpuas diri melihat indahnya pemandangan dari atas gunung kita pun kembali turun untuk menuju kapal. Sesampainya di Pulau Sebesi kita langsung diminta untuk packing bersiap pulang. Setelah makan siang akhirnya kita meninggalkan Krakatau dengan perasaan gembira.