Tidak pernah terbayangkan sebelumnya pada akhirnya saya bisa
menginjakkan di salah satu gunung legendaris di Indonesia. Setelah
bertahun-tahun memendam hasrat untuk bisa sampai kesana akhirnya saya
kesampaian juga menginjakkan kaki ke
Gunung Anak Krakatau. Rencana ini bermula dari ajakan teman sekantor yang
mendapatkan informasi penawaran melakukan gathering ke Gunung Anak Krakatau.
Tanpa perlu pikir panjang saya menerima ajakan itu. Bersama 3 teman kantor yang
lain, kami pun berangkat ke Krakatau. Ini pertama kalinya saya ikut trip
bersama anggota komunitas backpacker, karena selama ini saya hanya melakukan
traveling tanpa event organizer.
Pulau Sebesi |
Untuk menuju ke kawasan Krakatau ini sebenarnya ada 2 cara
yang bisa ditempuh, kita bisa menuju ke Lampung terlebih dahulu dengan menggunakan Kapal ferry kemudian
menuju dermaga yang terdekat dengan Krakatau, atau kita bisa langsung menuju
Krakatau dari pantai carita banten. Ternyata EO ini memilih untuk melakukan
perjalanan ke lampung terlebih dahulu. Perjalanan dimulai di Jumat malam
selepas pulang kantor. Menurut jadwal yang ditetapkan oleh pihak EO, rombongan
harus sudah sampai di pelabuhan merak paling lambat pukul 1 dini hari. Untuk
menuju Pelabuhan Merak kita naik dari pintu tol kebon jeruk, di lokasi ini
memang banyak bis-bis yang ngetem ke tujuan tertentu. Untuk menuju Pelabuhan
Merak pada umumnya banyak bus yang bisa digunakan. Bus dari Kalideres, Bekasi,
Pulogadung, dan Kampung Rambutan selalu ada hampir 24 jam. Bus dari Kampung
Rambutan atau Bekasi selalu melewati daerah Slipi dan Kebon Jeruk.Ternyata bus yang kita tumpangi penuh sesak, karena memang
di akhir pekan khususnya malam sabtu
banyak warga yang pulang menuju rumahnya yang terletak di pinggiran kota
Jakarta. Ongkosnya sekitar 20 ribu untuk Bus AC, jarak yang ditempuh sekitar 3
jam menuju Pelabuhan Merak. Setelah sampai di pelabuhan merak kami bertemu
teman 1 rombongan yang sama-sama akan menuju ke Krakatau, kami pun berkenalan
satu sama lain. Setelah semua anggota rombongan berkumpul, kami pun menaiki
kapal ferry menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung. Perjalanan dari Pelabuhan Merak
ke Bakauheni memakan waktu sekitar 2-3 jam. Suasana di atas kapal cukup ramai.
Karena belum sempat memejamkan mata sejak berangkat dari kebon jeruk kami
memutuskan untuk masuk ke ruangan bisnis. Untuk masuk ruangan bisnis ini kita
harus menambah biaya masuk sebesar 5000 rupiah. Di ruangan bisnis yang cukup
nyaman karena dilengkapi AC, kursi-kursi penumpang sudah terisi penuh. Saya
memutuskan untuk merebahkan diri di lantai, kondisi lantai memang cukup bersih
sehingga saya tidak segan untuk merebahkan badan untuk sejenak tidur. Setelah
mengarungi lautan selama kurang lebih 3 jam kami sampai di Pelabuhan Bakauheni.
Dari Pelabuhan bakauheni kita harus melanjutkan perjalanan darat untuk menuju
dermaga canti. Untuk menuju ke dermaga canti kita menggunakan angkot berwarna
kuning yang memang sudah disiapkan oleh pihak EO. Perjalanan dari Pelabuhan
Bakauheni Lampung ke Dermaga canti sekitar satu setengah jam.
Bersiap Naik Kapal |
Sesampainya di dermaga canti kita langsung disambut deretan
perahu-perahu motor yang bersiap mengantar menuju Krakatau. Bentuk perahu motor
yang melayani rute Krakatau ini tidak jauh berbeda dengan kapal yang melayani
rute Muara Angke-Pulau Tidung, hanya saja ukurannya lebih kecil. Tujuan pertama
dari perjalanan ini adalah menuju pulau sebuku kecil. Sepanjang perjalanan kami
disuguhi pemandangan luar biasa. Dari jauh terlihat deretan gugusan pulau
krakatau yang berjejer indah. Sebagian besar penumpang kapal duduk di atap kapal
untuk menikmati pemandangan alam sekitar. Lajunya kapal motor yang kami naiki memang agak lambat,
setelah 1 jam perjalanan kita sampai di pulau sebuku kecil. Di pulau ini kita
bisa bermain-main air dan berfoto ria.
Pulau Sebuku Kecil |
Pantai di pulau ini sungguh cantik,
perpaduan pasir putih dan air laut yang berwarna hijau tosca. Setelah setengah
jam berada disini perjalanan dilanjutkan untuk snorkeling tidak jauh dari
pantai sebuku kecil. Setelah snorkeling barulah kita menuju Pulau Sebesi. Di
pulau inilah tempat rombongan menginap. Rombongan menginap di salah satu rumah
warga yang memang sengaja disewakan apabila ada wisatawan yang menuju ke pulau
sebesi. Fasilitas di Pulau ini boleh dibilang cukup terbatas. Di perkampungan
warga kita hanya menemukan 2 warung. Sinyal operator seluler sangat sulit
didapat. Selain itu listrik hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam 12 malam
yang dipasok dari PLN dengan menggunakan 2 buah generator diesel. Tetapi
minimnya fasilitas itu tidak mengurangi semangat berpetualangan para awak rombongan.
Di Atas Kapal |
Setelah istirahat dan makan siang awak rombongan kembali
diajak untuk snorkeling lagi dengan lokasi yang berbeda. Saya yang merasa badan
agak sedikit capek karena snorkling di pagi hari memilih tidak ikut “nyemplung”
dan hanya bersantai ria di atas kapal. Setelah puas bersnorkling , kita kembali
mengarungi lautan untuk menuju sebuah pulau kecil bernama pulau umang-umang. Kami
pun akhirnya mandi-mandi lagi di pantai pulau umang-umang. Setelah sore hari
kami pun kembali menuju penginapan di Pulau Sebuku untuk istirahat dan makan
malam. Ketika malam hari kami diberitahu bahwa ternyata kita harus berangkat
menuju anak Krakatau lebih pagi yaitu jam setengah 4 pagi. Saya pun memutuskan
untuk cepat-cepat tidur agar bisa bangun tepat waktu. Pada dini hari jam 3
ternyata hamper semua awak rombongan sudah pada bersiap untuk menyambut sunrise
di anak Krakatau. Kita pun bersama-sama menaiki perahu untuk sampai ke gunung
anak Krakatau. Perjalanan dari Pulau Sebesi ke Anak Krakatau memakan waktu
cukup lama yaitu sekitar 2 jam. Makin mendekati Anak Krakatau, gelombang laut
pun makin tinggi dan ganas. Akhirnya setelah perjalanan yang menegangkan
sampailah kita ke pulau anak Krakatau.
Menuruni Gunung |
Amazing!!! |
Bersama-sama kita trekking hingga ke puncak Krakatau dengan
didampingi oleh seorang pemandu. Pemandangan sungguh-sungguh spektakuler. Awal
perjalanan kita disambut lebatnya hutan tropis hingga akhirnya pemandangan
berubah menjadi lautan pasir indah dan bebatuan vulkanik. Pada tahap inilah
pendakian mulai curam. Disini kita harus mulai berhati-hati dalam mendakinya.
Kami mendaki hanya sampai bibir kawah bekas letusan dan tidak bisa mencapai ke
atas lagi karena puncak anak Krakatau masih aktif dan berpotensi membahayakan.
Pemandangan di atas sangat spektakuler. Dari atas kita bisa melihat dengan
jelas Gunung Rakata yang merupakan bekas induk dari gunung anak Krakatau.
Setelah berpuas diri melihat indahnya pemandangan dari atas gunung kita pun
kembali turun untuk menuju kapal. Sesampainya di Pulau Sebesi kita langsung
diminta untuk packing bersiap pulang. Setelah makan siang akhirnya kita
meninggalkan Krakatau dengan perasaan gembira.
wuuiiihh,,, bagusnyaaa... sukaaa.. :) *
BalasHapus