Pantai Mutun, ya demikianlah nama pantai yang terletak di Provinsi Lampung ini. Singkat cerita sewaktu kunjungan saya di rumah saudara di Lampung akan diajak ke pantai yang (menurut saudara saya) paling indah dan populer se provinsi lampung. Nama Pantai Mutun memang berasa agak asing di telinga saya, karena saya lebih familiar dengan Pantai Pasir Putih dan Teluk Kiluan yang menawan itu. Lokasi Pantai Mutun ini memang agak jauh dari Pusat kota Bandar Lampung. Jalan menuju Pantai Mutun memang cukup menantang. Jalanan yang naik turun ditambah dengan kondisi jalan yang sempit dan rusak membuat si pengendara mobil perlu berhati-hati dalam mengendarai mobil. Dengan berkendara mobil sekitar 45 menit kami pun tiba di Pantai Mutun. Kami berkunjung saat hari mulai sore, sehingga pantai memang cukup ramai.
|
Eksotis |
|
Kapal yang Menuju Pulau Tangkil |
Bayangan saya sebuah pantai yang indah dan bersih sirna seketika. Pantainya memang sangat ramai dan letaknya di sebuah teluk membuat pantai ini sangat eksotis, karena kita bisa menyaksikan bangunan-bangunan rumah atau gedung yang letaknya di daratan seberang teluk. Ibarat sebuah pantai-pantai di Monaco atau Hongkong. Cuma memang sayangnya pantai ini kotor dan agak kumuh. Di samping itu pantai ini terlihat kurang dikelola dengan baik karena banyak dipunguti retirbusi yang tidak resmi. Objek utama di Pantai ini adalah sebuah pulau kecil yang letaknya tidak jauh dari bibir pantai, yaitu Pulau Tangkil. Pulau ini menawarkan pantai pasir putih. Untuk menuju pulau ini kita bisa menyewa kapal dengan tarif sebesar Rp. 100.000 untuk 1 perahu pulang pergi. Kami pun menyeberangi laut untuk menuju Pulau Tangkil. Sesampainya di Pulau Tangkil ternyata kita dipunguti retribusi lagi sebesar Rp. 15.000. Alasan dari pemungut retribusi tersebut karena pengelola Pulau Tangkil sama Pantai Mutun berbeda.
|
Menuju Pulau Tangkil |
|
Pulau Tangkil |
Pulau Tangkil memang menawarkan kondisi yang berbeda dengan Pantai Mutun. Pantainya cukup bersih dengan pasir putih dan warna air laut yang kebiruan. Suasananya juga agak lebih tenang dan nyaman. Di Pulau Tangkil kita bisa melakukan banyak hal seperti berenang atau olahraga air seperti jetski dan banana boat. Namun alangkah terkejutnya ketika saya mencoba berjalan menyusuri sisi lain dari Pulau Tangkil. Ada satu sisi pantai yang dipenuhi sampah dan lumpur dengan bau yang cukup menyengat. Seketika saya pun berpikir bahwa pengelola pantai ini sangat tidak profesional. Mereka menarik retribusi hanya untuk perutnya sendiri tanpa ada kesadaran untuk mengelola pulau ini dengan baik. Sebenarnya jika pantai dan pulau ini dikelola dengan baik akan terwujud lokasi pantai yang sangat indah dan eksotis. Semua tergantung dari masing-masing individu bagaimana menjaga kepentingan umum ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar