Rabu, 13 Februari 2013

Lorong Tua Kotagede



Kotagede selama ini dikenal sebagai pusat kerajinan perak di Yogyakarta. Kerajinan perak memang telah lama menjadi ikon dari kawasan kotagede di bidang pariwisata. Namun banyak dari kita yang belum mengetahui bahwa kotagede mempunyai nilai historis tinggi. Masih banyak yang belum mengetahui bahwa di kotagede terdapat situs bangunan-bangunan berarsitektur unik peninggalan kerajaan mataram islam pada jaman lampau. Sangatlah mudah untuk menuju ke kawasan kotagede, banyak papan penunjuk jalan yang mengarahkan anda menuju ke kawasan kotagede. Ketika anda akan memasuki kotagede anda akan disambut gapura bertuliskan selamat datang di kawasan kotagede. Jalanan di kawasan kotagede terbilang sempit sehingga anda harus berhati-hati ketika melewatinya. Sebaiknya saya sarankan anda menggunakan motor saja untuk menuju ke kawasan ini, selain mudah mencari parkir anda dapat sedikit leluasa dalam mengendarai jalanan di kawasan kotagede.


Kampung tua Kotagede ini terletak di sebelah barat Masjid Agung Kotagede. Anda dapat memakirkan kendaraan anda di lingkungan masjid atau di parkiran motor sekitar pasar kotagede. Untuk menuju ke lorong kampung kotagede anda dapat berjalan kaki sejauh 300 meter untuk sampai di depan gerbang lorong kampung tua kotagede. Jalan menuju kampung tua kotagede merupakan gang sempit yang hanya mempunyai lebar 2 meter. Yang disayangkan gang ini memang sangat ramai oleh lalu lintas kendaraan warga sekitar, meskipun gang sempit tetapi para warga memacu kendaraan dengan cukup kencang sehingga anda diharuskan untuk berhati-hati. Ironis memang, jalanan kampung wisata yang seharusnya aman buat para pejalan kaki malah digunakan sebagai jalan pintas warga untuk menghindari kemacetan.

Tidak terlalu jauh ketika anda memasuki lorong ini anda akan menjumpai sebuah bangunan unik yang mencolok. Bangunan ini memiliki arsitektur unik dimana di dindingnya terdapat motif ornamen yang cantik dan relief-relief tokoh pewayangan. Bangunan ini diketahui dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Rudy Pesik, sehingga warga sekitar menamakannya dengan rumah pesik. Bangunan rumah ini sering dijadikan tempat pemotretan model ataupun pre wedding karena keunikannya, Kla Project dulu juga pernah melakukan syuting video klip “Yogyakarta” di tempat ini. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi bangunan-bangunan unik tempo dulu. 


 Di beberapa bangunan telah diberikan keterangan mengenai sejarah dan fungsi dari bangunan tersebut, namun ada juga beberapa bangunan yang belum terawat sehingga terlihat terbengkalai.  Perjalanan dilanjutkan hingga menuju sebuah persimpangan gapura yang dinamakan pos malang. Dari pos malang arah ke kanan terdapat sebuah bangunan unik yang dinamakan Omah UGM. Bangunan ini dulunya adalah milik keluarga Parto Darsono. Setelah kejadian gempa pada tahun 2006 , bangunan ini dibeli oleh UGM kemudian dibangun menjadi kawasan pelestarian budaya. Bangunan ini sering digunakan untuk kegiatan masyarakat di bidang pelestarian budaya. 


Sebenarnya masih banyak bangunan-bangunan tua di kotagede yang belum terjamah. Namun dikarenakan belum adanya pemandu yang khusus mempelajari kawasan kota tua ini, kita jadi tidak tahu banyak tentang sejarah kampung tua kotagede secara keseluruhan. Kawasan ini sekarang lebih banyak digunakan sebagai tempat hunting foto saja baik oleh fotografer profesional atau amatiran.

1 komentar: